CARA
MENYUSUI YANG BENAR
1. POSISI
IBU DAN BAYI YANG BENAR
A. BERBARING MIRING
Posisi
ini yang amat baik untuk pemberian asi yang pertama kali atau bila ibu
merasakan lelah atau nyeri. Posisi ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui
yang melahirkan melalui operasi sesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini
adalh pertahankan jaln napas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh
karena itu, ibu harus selalu didampingi olrh orang lain ketika menyusui.
Posisi Tidur :
Berguna untuk ibu yang ingin berbaring, atau setelah
melahirkan dengan caesar. Posisi tidur ini pun dapat dilakukan dengan lengan
menopang kepala ibu atau bayi dapat di topang dengan lengan bawah dan bila ASI berlebihan
maka proses menyusui dapat dilakukan dengan ibu terlentang dan bayi tengkurap.
B. DUDUK
Penting
untuk memberikan tompangan atau siburan pada punggung ibu, dalam posisinya
tegak lurus (90derajat) trhadap pangkuannya.ini mungkin dapat dilakukan dengan
duduk bersilah diatas tempat tidur atau dilantai. Untuk menyusui dengan duduk,
ibu dapat memilih posisi tangan dan bayi yang paling naman.
1. Posisi Cradle :
adalah posisi normal atau posisi menggendong bayi yang
sering dilakukan oleh ibu menyusui pada umumnya, yaitu kedua tangan ibu
menggendong bayi untuk menyusu.
2. Posisi Bawah Lengan atau american football:
Posisi ini biasanya dilakukan pada bayi kembar atau
jika ibu mengalami kesulitan melekatkan bayi melintang di depan tubuhnya. Pada
posisi ini telapak tangan ibu menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi
telinga bayi atau rendah. Payudara yang digunakan untuk menyusui sama dengan
tangan yang memegang bayi. Lalu kaki bayi ke bagian belakang badan ibu di
samping tangan yang memegang bayi.
3. Posisi Transisi atau Posisi Menopang (cross cradle) :
Dilakukan dengan lengan yang berlawanan dengan
peyudara. Dimana lengan bawah ibu menyangga tubuh bayi, lalu telapak tangan ibu
menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi telinga bayi atau lebih rendah.
Posisi ini berguna untuk bayi yang sangat kecil, bayi sakit atau lahir dengan
kelainan fisik.
Berikut
teknik dasar perlekatan menyusui bayi:
- Letakan bayi dekat perut dan payudara Ibu.
- Posisikan diri Ibu dengan santai, misalnya dalam posisi duduk di kursi Ibu bisa menggunakan bantal bantuan untuk menyangga tangan dan kaki Ibu. Usahakan kaki tidak menggantung dan punggung bersibur pada siburan kursi. Bila diperlukan Ibu bisa gunakan bantal biasa atau bantal menyusui (nursing pillow) yang bisa diletakkan di bawah tubuh bayi untuk mengangkat/menyangga badan bayi sejajar dengan posisi payudara Ibu. Jangan sampai Ibu harus membungkuk ketika menyusui.
- Sangga punggung/bahu belakang bayi dengan satu lengan, dan pastikan kepalanya terletak pada lengkung siku lengan Ibu dan tahan bokongnya dengan telapak tangan.
- Satu tangan bayi letakkan di belakang tubuh Ibu dan yang satu lagi berada di depan.
- Posisikan tubuh bayi dengan perut bayi menempel pada badan Ibu dan kepalanya menghadap ke payudara.
- Pastikan lengan dan telinga bayi berada pada satu garis lurus (jangan membelokkan kepala bayi).
- Posisikan mulut dan hidung bayi menghadap payudara Ibu.
- Beri rangsangan kepada bayi untuk membuka mulutnya dengan cara menyentuhkan puting Ibu ke pipinya atau dengan menyentuh ujung bibir bayi dengan jari kelingking Ibu.
- Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui, kemudian oleskan pada puting dan di sekitar areola payudara. Cara ini dilakukan sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban puting susu.
- Setelah bayi membuka mulutnya dengan lebar, segera dekatkan kepala bayi ke payudara Ibu dan puting serta areola (lingkaran berwarna lebih gelap dari payudara disekitar puting) dimasukkan ke mulut bayi. Pastikan sebagian areola masuk ke mulut bayi, puting Ibu berada di langit – langit mulutnya, sehingga lidah bayi menekan ASI untuk keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Ibu juga bisa memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
- Posisi dagu dan hidungnya menghadap payudara dan mungkin bersentuhan dengan payudara Ibu. Jangan khawatir karena bayi tetap bisa bernapas dalam posisi ini. Bila bayi merasa tidak nyaman dengan posisi menyusui karena tidak bisa bernapas tentu bayi akan melepaskan isapannya. Bila Ibu merasa hidung bayi tertutup penuh dengan payudara Ibu, ganti posisi dengan mengarahkan kaki dan badan bayi untuk lebih dekat atau angkat sedikit payudara Ibu, bukan memencet areola dengan jari-jari Ibu. Jangan lupa untuk menatap bayi dengan penuh kasih sayang selama proses menyusui, nikmatilah momen indah ini.
- Bila puting susu terasa sakit, lepaskan bayi dari payudara dan posisikan kembali. Puting susu yang terasa sakit disebabkan karena perlekatan atau posisi menyusui yang salah sehingga bayi hanya menghisap puting susu saja. Hal ini akan mengakibatkan puting Ibu lecet dan bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Lepaskan isapan bayi dengan cara memasukkan jari kelingking Ibu ke mulut bayi melalui ujung mulutnya atau menekan dagu bayi ke arah bawah.
- Setelah salah satu payudara tempat bayi menyusu terasa ringan dan kosong, sebaiknya ganti dan berikan payudara satunya yang masih penuh ASI agar produksi ASI menjadi lebih baik.
- Setiap selesai memberikan ASI kepada si kecil, keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan sekitar payudara dan biarkan kering dengan sendirinya.
- Untuk mencegah agar bayi tidak muntah setelah menyusui sendawakan bayi yang dapat membantunya mengeluarkan udara dari lambungnya. Caranya dengan menggendong tegak bayi yang bersibur pada bahu Ibu. Tepuk punggungnya perlahan – lahan. Atau posisikan bayi untuk tengkurap di pangkuan Ibu dan tepuk perlahan punggungnya.
Tanda-tanda pelekatan yang benar :
a) Tampak areola masuk sebanyak mungkin
b) Mulut terbuka lebar
c) Bibir atas dan bawah terputar keluar
d) Dagu bai menempel pada payudara
e) Jaringan payudara meregang sehingga membentuk
dot yang panjang
f) Puting susu sekitar 1/3-1/4 bagian
dot saja
g) Bayi menyusu pada paudara, bukan
pada puting susu
h) Lidah bayi terjulur melewati gusi
bawah (di bawah gudang ASI), melingkari “dot” jaringan payudara
Tanda-tanda pelekatan yang salah :
a) Tampak sebagian besar areola mamae
berada di luar
b) Hanya puting susu atau disertai
sedikitit areola yang masuk mulut bayi
c) Seluruh atau sebagian besar gudang
ASI berada di luar mulut bayi
d) Lidah tidak melewati gusi
e) Hanya puting susu yang menjadi dot
f) Bayi menyusu pada puting
g) Bibir mencucu atau monyong
h) Bibir bawah terliipat ke dalam sehingga
menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
Upaya memperbanyak ASI:
v Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan
malam dengan lama menyusui 10-15 menit setiap payudara.
v Pastikan bayi menyusui dalam posisi
menmpel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
v Susui bayi ditempat yang tenang dan
nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui
v Tidurlah bersebelahan dengan bayi
v Ibu harus meningkatkan istirahat dan
minu
CARA
MENYUSUI YANG BENAR
1. POSISI
IBU DAN BAYI YANG BENAR
A. BERBARING MIRING
Posisi
ini yang amat baik untuk pemberian asi yang pertama kali atau bila ibu
merasakan lelah atau nyeri. Posisi ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui
yang melahirkan melalui operasi sesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini
adalh pertahankan jaln napas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh
karena itu, ibu harus selalu didampingi olrh orang lain ketika menyusui.
Posisi Tidur :
Berguna untuk ibu yang ingin berbaring, atau setelah
melahirkan dengan caesar. Posisi tidur ini pun dapat dilakukan dengan lengan
menopang kepala ibu atau bayi dapat di topang dengan lengan bawah dan bila ASI berlebihan
maka proses menyusui dapat dilakukan dengan ibu terlentang dan bayi tengkurap.
B. DUDUK
Penting
untuk memberikan tompangan atau siburan pada punggung ibu, dalam posisinya
tegak lurus (90derajat) trhadap pangkuannya.ini mungkin dapat dilakukan dengan
duduk bersilah diatas tempat tidur atau dilantai. Untuk menyusui dengan duduk,
ibu dapat memilih posisi tangan dan bayi yang paling naman.
1. Posisi Cradle :
adalah posisi normal atau posisi menggendong bayi yang
sering dilakukan oleh ibu menyusui pada umumnya, yaitu kedua tangan ibu
menggendong bayi untuk menyusu.
2. Posisi Bawah Lengan atau american football:
Posisi ini biasanya dilakukan pada bayi kembar atau
jika ibu mengalami kesulitan melekatkan bayi melintang di depan tubuhnya. Pada
posisi ini telapak tangan ibu menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi
telinga bayi atau rendah. Payudara yang digunakan untuk menyusui sama dengan
tangan yang memegang bayi. Lalu kaki bayi ke bagian belakang badan ibu di
samping tangan yang memegang bayi.
3. Posisi Transisi atau Posisi Menopang (cross cradle) :
Dilakukan dengan lengan yang berlawanan dengan
peyudara. Dimana lengan bawah ibu menyangga tubuh bayi, lalu telapak tangan ibu
menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi telinga bayi atau lebih rendah.
Posisi ini berguna untuk bayi yang sangat kecil, bayi sakit atau lahir dengan
kelainan fisik.
Berikut
teknik dasar perlekatan menyusui bayi:
- Letakan bayi dekat perut dan payudara Ibu.
- Posisikan diri Ibu dengan santai, misalnya dalam posisi duduk di kursi Ibu bisa menggunakan bantal bantuan untuk menyangga tangan dan kaki Ibu. Usahakan kaki tidak menggantung dan punggung bersibur pada siburan kursi. Bila diperlukan Ibu bisa gunakan bantal biasa atau bantal menyusui (nursing pillow) yang bisa diletakkan di bawah tubuh bayi untuk mengangkat/menyangga badan bayi sejajar dengan posisi payudara Ibu. Jangan sampai Ibu harus membungkuk ketika menyusui.
- Sangga punggung/bahu belakang bayi dengan satu lengan, dan pastikan kepalanya terletak pada lengkung siku lengan Ibu dan tahan bokongnya dengan telapak tangan.
- Satu tangan bayi letakkan di belakang tubuh Ibu dan yang satu lagi berada di depan.
- Posisikan tubuh bayi dengan perut bayi menempel pada badan Ibu dan kepalanya menghadap ke payudara.
- Pastikan lengan dan telinga bayi berada pada satu garis lurus (jangan membelokkan kepala bayi).
- Posisikan mulut dan hidung bayi menghadap payudara Ibu.
- Beri rangsangan kepada bayi untuk membuka mulutnya dengan cara menyentuhkan puting Ibu ke pipinya atau dengan menyentuh ujung bibir bayi dengan jari kelingking Ibu.
- Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui, kemudian oleskan pada puting dan di sekitar areola payudara. Cara ini dilakukan sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban puting susu.
- Setelah bayi membuka mulutnya dengan lebar, segera dekatkan kepala bayi ke payudara Ibu dan puting serta areola (lingkaran berwarna lebih gelap dari payudara disekitar puting) dimasukkan ke mulut bayi. Pastikan sebagian areola masuk ke mulut bayi, puting Ibu berada di langit – langit mulutnya, sehingga lidah bayi menekan ASI untuk keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Ibu juga bisa memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
- Posisi dagu dan hidungnya menghadap payudara dan mungkin bersentuhan dengan payudara Ibu. Jangan khawatir karena bayi tetap bisa bernapas dalam posisi ini. Bila bayi merasa tidak nyaman dengan posisi menyusui karena tidak bisa bernapas tentu bayi akan melepaskan isapannya. Bila Ibu merasa hidung bayi tertutup penuh dengan payudara Ibu, ganti posisi dengan mengarahkan kaki dan badan bayi untuk lebih dekat atau angkat sedikit payudara Ibu, bukan memencet areola dengan jari-jari Ibu. Jangan lupa untuk menatap bayi dengan penuh kasih sayang selama proses menyusui, nikmatilah momen indah ini.
- Bila puting susu terasa sakit, lepaskan bayi dari payudara dan posisikan kembali. Puting susu yang terasa sakit disebabkan karena perlekatan atau posisi menyusui yang salah sehingga bayi hanya menghisap puting susu saja. Hal ini akan mengakibatkan puting Ibu lecet dan bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Lepaskan isapan bayi dengan cara memasukkan jari kelingking Ibu ke mulut bayi melalui ujung mulutnya atau menekan dagu bayi ke arah bawah.
- Setelah salah satu payudara tempat bayi menyusu terasa ringan dan kosong, sebaiknya ganti dan berikan payudara satunya yang masih penuh ASI agar produksi ASI menjadi lebih baik.
- Setiap selesai memberikan ASI kepada si kecil, keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan sekitar payudara dan biarkan kering dengan sendirinya.
- Untuk mencegah agar bayi tidak muntah setelah menyusui sendawakan bayi yang dapat membantunya mengeluarkan udara dari lambungnya. Caranya dengan menggendong tegak bayi yang bersibur pada bahu Ibu. Tepuk punggungnya perlahan – lahan. Atau posisikan bayi untuk tengkurap di pangkuan Ibu dan tepuk perlahan punggungnya.
Tanda-tanda pelekatan yang benar :
a) Tampak areola masuk sebanyak mungkin
b) Mulut terbuka lebar
c) Bibir atas dan bawah terputar keluar
d) Dagu bai menempel pada payudara
e) Jaringan payudara meregang sehingga membentuk
dot yang panjang
f) Puting susu sekitar 1/3-1/4 bagian
dot saja
g) Bayi menyusu pada paudara, bukan
pada puting susu
h) Lidah bayi terjulur melewati gusi
bawah (di bawah gudang ASI), melingkari “dot” jaringan payudara
Tanda-tanda pelekatan yang salah :
a) Tampak sebagian besar areola mamae
berada di luar
b) Hanya puting susu atau disertai
sedikitit areola yang masuk mulut bayi
c) Seluruh atau sebagian besar gudang
ASI berada di luar mulut bayi
d) Lidah tidak melewati gusi
e) Hanya puting susu yang menjadi dot
f) Bayi menyusu pada puting
g) Bibir mencucu atau monyong
h) Bibir bawah terliipat ke dalam sehingga
menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
Upaya memperbanyak ASI:
v Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan
malam dengan lama menyusui 10-15 menit setiap payudara.
v Pastikan bayi menyusui dalam posisi
menmpel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
v Susui bayi ditempat yang tenang dan
nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui
v Tidurlah bersebelahan dengan bayi
v Ibu harus meningkatkan istirahat dan
minum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar