Loading

Sabtu, 11 Januari 2014

post 2





CARA MENYUSUI YANG BENAR
1.      POSISI IBU DAN BAYI YANG BENAR
A. BERBARING MIRING
            Posisi ini yang amat baik untuk pemberian asi yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau nyeri. Posisi ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi sesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalh pertahankan jaln napas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu, ibu harus selalu didampingi olrh orang lain ketika menyusui.
Posisi Tidur :
Berguna untuk ibu yang ingin berbaring, atau setelah melahirkan dengan caesar. Posisi tidur ini pun dapat dilakukan dengan lengan menopang kepala ibu atau bayi dapat di topang dengan lengan bawah dan bila ASI berlebihan maka proses menyusui dapat dilakukan dengan ibu terlentang dan bayi tengkurap.

B. DUDUK
            Penting untuk memberikan tompangan atau siburan pada punggung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90derajat) trhadap pangkuannya.ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersilah diatas tempat tidur atau dilantai. Untuk menyusui dengan duduk, ibu dapat memilih posisi tangan dan bayi yang paling naman.
1. Posisi Cradle :
adalah posisi normal atau posisi menggendong bayi yang sering dilakukan oleh ibu menyusui pada umumnya, yaitu kedua tangan ibu menggendong bayi untuk menyusu.

2. Posisi Bawah Lengan atau american football:
Posisi ini biasanya dilakukan pada bayi kembar atau jika ibu mengalami kesulitan melekatkan bayi melintang di depan tubuhnya. Pada posisi ini telapak tangan ibu menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi telinga bayi atau rendah. Payudara yang digunakan untuk menyusui sama dengan tangan yang memegang bayi. Lalu kaki bayi ke bagian belakang badan ibu di samping tangan yang memegang bayi.

3. Posisi Transisi atau Posisi Menopang (cross cradle) :
Dilakukan dengan lengan yang berlawanan dengan peyudara. Dimana lengan bawah ibu menyangga tubuh bayi, lalu telapak tangan ibu menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi telinga bayi atau lebih rendah. Posisi ini berguna untuk bayi yang sangat kecil, bayi sakit atau lahir dengan kelainan fisik.

Berikut teknik dasar perlekatan menyusui bayi:
  1. Letakan bayi dekat perut dan payudara Ibu.
  2. Posisikan diri Ibu dengan santai, misalnya dalam posisi duduk di kursi Ibu bisa menggunakan bantal bantuan untuk menyangga tangan dan kaki Ibu. Usahakan kaki tidak menggantung dan punggung bersibur pada siburan kursi. Bila diperlukan Ibu bisa gunakan bantal biasa atau bantal menyusui (nursing pillow) yang bisa diletakkan di bawah tubuh bayi untuk mengangkat/menyangga badan bayi sejajar dengan posisi payudara Ibu. Jangan sampai Ibu harus membungkuk ketika menyusui.
  3. Sangga punggung/bahu belakang bayi dengan satu lengan, dan pastikan kepalanya terletak pada lengkung siku lengan Ibu dan tahan bokongnya dengan telapak tangan.
  4. Satu tangan bayi letakkan di belakang tubuh Ibu dan yang satu lagi berada di depan.
  5. Posisikan tubuh bayi dengan perut bayi menempel pada badan Ibu dan kepalanya menghadap ke payudara.
  6. Pastikan lengan dan telinga bayi berada pada satu garis lurus (jangan membelokkan kepala bayi).
  7. Posisikan mulut dan hidung bayi menghadap payudara Ibu.
  8. Beri rangsangan kepada bayi untuk membuka mulutnya dengan cara menyentuhkan puting Ibu ke pipinya atau dengan menyentuh ujung bibir bayi dengan jari kelingking Ibu.
  9. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui, kemudian oleskan pada puting dan di sekitar areola payudara. Cara ini dilakukan sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban puting susu.
  10. Setelah bayi membuka mulutnya dengan lebar, segera dekatkan kepala bayi ke payudara Ibu dan puting serta areola (lingkaran berwarna lebih gelap dari payudara disekitar puting) dimasukkan ke mulut bayi. Pastikan sebagian areola masuk ke mulut bayi, puting Ibu berada di langit – langit mulutnya, sehingga lidah bayi menekan ASI untuk keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Ibu juga bisa memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
  11. Posisi dagu dan hidungnya menghadap payudara dan mungkin bersentuhan dengan payudara Ibu. Jangan khawatir karena bayi tetap bisa bernapas dalam posisi ini. Bila bayi merasa tidak nyaman dengan posisi menyusui karena tidak bisa bernapas tentu bayi akan melepaskan isapannya. Bila Ibu merasa hidung bayi tertutup penuh dengan payudara Ibu, ganti posisi dengan mengarahkan kaki dan badan bayi untuk lebih dekat atau angkat sedikit payudara Ibu, bukan memencet areola dengan jari-jari Ibu. Jangan lupa untuk menatap bayi dengan penuh kasih sayang selama proses menyusui, nikmatilah momen indah ini.
  12. Bila puting susu terasa sakit, lepaskan bayi dari payudara dan posisikan kembali. Puting susu yang terasa sakit disebabkan karena perlekatan atau posisi menyusui yang salah sehingga bayi hanya menghisap puting susu saja. Hal ini akan mengakibatkan puting Ibu lecet dan bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Lepaskan isapan bayi dengan cara memasukkan jari kelingking Ibu ke mulut bayi melalui ujung mulutnya atau menekan dagu bayi ke arah bawah.
  13. Setelah salah satu payudara tempat bayi menyusu terasa ringan dan kosong, sebaiknya ganti dan berikan payudara satunya yang masih penuh ASI agar produksi ASI menjadi lebih baik.
  14. Setiap selesai memberikan ASI kepada si kecil, keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan sekitar payudara dan biarkan kering dengan sendirinya.
  15. Untuk mencegah agar bayi tidak muntah setelah menyusui sendawakan bayi yang dapat membantunya mengeluarkan udara dari lambungnya. Caranya dengan menggendong tegak bayi yang bersibur pada bahu Ibu. Tepuk punggungnya perlahan – lahan. Atau posisikan bayi untuk tengkurap di pangkuan Ibu dan tepuk perlahan punggungnya.
Tanda-tanda pelekatan yang benar :
a)      Tampak areola masuk sebanyak mungkin
b)      Mulut terbuka lebar
c)      Bibir atas dan bawah terputar keluar
d)     Dagu bai menempel pada payudara
e)      Jaringan payudara meregang sehingga membentuk dot yang panjang
f)       Puting susu sekitar 1/3-1/4 bagian dot saja
g)      Bayi menyusu pada paudara, bukan pada puting susu
h)      Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah (di bawah gudang ASI), melingkari “dot” jaringan payudara
Tanda-tanda pelekatan yang salah :
a)      Tampak sebagian besar areola mamae berada di luar
b)      Hanya puting susu atau disertai sedikitit areola yang masuk mulut bayi
c)      Seluruh atau sebagian besar gudang ASI berada di luar mulut bayi
d)     Lidah tidak melewati gusi
e)      Hanya puting susu yang menjadi dot
f)       Bayi menyusu pada puting
g)      Bibir mencucu atau monyong
h)       Bibir bawah terliipat ke dalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
Upaya memperbanyak ASI:
v  Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui 10-15 menit setiap payudara.
v  Pastikan bayi menyusui dalam posisi menmpel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
v  Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui
v  Tidurlah bersebelahan dengan bayi
v  Ibu harus meningkatkan istirahat dan minu


CARA MENYUSUI YANG BENAR
1.      POSISI IBU DAN BAYI YANG BENAR
A. BERBARING MIRING
            Posisi ini yang amat baik untuk pemberian asi yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau nyeri. Posisi ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi sesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalh pertahankan jaln napas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu, ibu harus selalu didampingi olrh orang lain ketika menyusui.
Posisi Tidur :
Berguna untuk ibu yang ingin berbaring, atau setelah melahirkan dengan caesar. Posisi tidur ini pun dapat dilakukan dengan lengan menopang kepala ibu atau bayi dapat di topang dengan lengan bawah dan bila ASI berlebihan maka proses menyusui dapat dilakukan dengan ibu terlentang dan bayi tengkurap.

B. DUDUK
            Penting untuk memberikan tompangan atau siburan pada punggung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90derajat) trhadap pangkuannya.ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersilah diatas tempat tidur atau dilantai. Untuk menyusui dengan duduk, ibu dapat memilih posisi tangan dan bayi yang paling naman.
1. Posisi Cradle :
adalah posisi normal atau posisi menggendong bayi yang sering dilakukan oleh ibu menyusui pada umumnya, yaitu kedua tangan ibu menggendong bayi untuk menyusu.

2. Posisi Bawah Lengan atau american football:
Posisi ini biasanya dilakukan pada bayi kembar atau jika ibu mengalami kesulitan melekatkan bayi melintang di depan tubuhnya. Pada posisi ini telapak tangan ibu menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi telinga bayi atau rendah. Payudara yang digunakan untuk menyusui sama dengan tangan yang memegang bayi. Lalu kaki bayi ke bagian belakang badan ibu di samping tangan yang memegang bayi.

3. Posisi Transisi atau Posisi Menopang (cross cradle) :
Dilakukan dengan lengan yang berlawanan dengan peyudara. Dimana lengan bawah ibu menyangga tubuh bayi, lalu telapak tangan ibu menyangga kepala bayi bagian bawah setinggi telinga bayi atau lebih rendah. Posisi ini berguna untuk bayi yang sangat kecil, bayi sakit atau lahir dengan kelainan fisik.

Berikut teknik dasar perlekatan menyusui bayi:
  1. Letakan bayi dekat perut dan payudara Ibu.
  2. Posisikan diri Ibu dengan santai, misalnya dalam posisi duduk di kursi Ibu bisa menggunakan bantal bantuan untuk menyangga tangan dan kaki Ibu. Usahakan kaki tidak menggantung dan punggung bersibur pada siburan kursi. Bila diperlukan Ibu bisa gunakan bantal biasa atau bantal menyusui (nursing pillow) yang bisa diletakkan di bawah tubuh bayi untuk mengangkat/menyangga badan bayi sejajar dengan posisi payudara Ibu. Jangan sampai Ibu harus membungkuk ketika menyusui.
  3. Sangga punggung/bahu belakang bayi dengan satu lengan, dan pastikan kepalanya terletak pada lengkung siku lengan Ibu dan tahan bokongnya dengan telapak tangan.
  4. Satu tangan bayi letakkan di belakang tubuh Ibu dan yang satu lagi berada di depan.
  5. Posisikan tubuh bayi dengan perut bayi menempel pada badan Ibu dan kepalanya menghadap ke payudara.
  6. Pastikan lengan dan telinga bayi berada pada satu garis lurus (jangan membelokkan kepala bayi).
  7. Posisikan mulut dan hidung bayi menghadap payudara Ibu.
  8. Beri rangsangan kepada bayi untuk membuka mulutnya dengan cara menyentuhkan puting Ibu ke pipinya atau dengan menyentuh ujung bibir bayi dengan jari kelingking Ibu.
  9. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui, kemudian oleskan pada puting dan di sekitar areola payudara. Cara ini dilakukan sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban puting susu.
  10. Setelah bayi membuka mulutnya dengan lebar, segera dekatkan kepala bayi ke payudara Ibu dan puting serta areola (lingkaran berwarna lebih gelap dari payudara disekitar puting) dimasukkan ke mulut bayi. Pastikan sebagian areola masuk ke mulut bayi, puting Ibu berada di langit – langit mulutnya, sehingga lidah bayi menekan ASI untuk keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Ibu juga bisa memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
  11. Posisi dagu dan hidungnya menghadap payudara dan mungkin bersentuhan dengan payudara Ibu. Jangan khawatir karena bayi tetap bisa bernapas dalam posisi ini. Bila bayi merasa tidak nyaman dengan posisi menyusui karena tidak bisa bernapas tentu bayi akan melepaskan isapannya. Bila Ibu merasa hidung bayi tertutup penuh dengan payudara Ibu, ganti posisi dengan mengarahkan kaki dan badan bayi untuk lebih dekat atau angkat sedikit payudara Ibu, bukan memencet areola dengan jari-jari Ibu. Jangan lupa untuk menatap bayi dengan penuh kasih sayang selama proses menyusui, nikmatilah momen indah ini.
  12. Bila puting susu terasa sakit, lepaskan bayi dari payudara dan posisikan kembali. Puting susu yang terasa sakit disebabkan karena perlekatan atau posisi menyusui yang salah sehingga bayi hanya menghisap puting susu saja. Hal ini akan mengakibatkan puting Ibu lecet dan bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Lepaskan isapan bayi dengan cara memasukkan jari kelingking Ibu ke mulut bayi melalui ujung mulutnya atau menekan dagu bayi ke arah bawah.
  13. Setelah salah satu payudara tempat bayi menyusu terasa ringan dan kosong, sebaiknya ganti dan berikan payudara satunya yang masih penuh ASI agar produksi ASI menjadi lebih baik.
  14. Setiap selesai memberikan ASI kepada si kecil, keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan sekitar payudara dan biarkan kering dengan sendirinya.
  15. Untuk mencegah agar bayi tidak muntah setelah menyusui sendawakan bayi yang dapat membantunya mengeluarkan udara dari lambungnya. Caranya dengan menggendong tegak bayi yang bersibur pada bahu Ibu. Tepuk punggungnya perlahan – lahan. Atau posisikan bayi untuk tengkurap di pangkuan Ibu dan tepuk perlahan punggungnya.
Tanda-tanda pelekatan yang benar :
a)      Tampak areola masuk sebanyak mungkin
b)      Mulut terbuka lebar
c)      Bibir atas dan bawah terputar keluar
d)     Dagu bai menempel pada payudara
e)      Jaringan payudara meregang sehingga membentuk dot yang panjang
f)       Puting susu sekitar 1/3-1/4 bagian dot saja
g)      Bayi menyusu pada paudara, bukan pada puting susu
h)      Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah (di bawah gudang ASI), melingkari “dot” jaringan payudara
Tanda-tanda pelekatan yang salah :
a)      Tampak sebagian besar areola mamae berada di luar
b)      Hanya puting susu atau disertai sedikitit areola yang masuk mulut bayi
c)      Seluruh atau sebagian besar gudang ASI berada di luar mulut bayi
d)     Lidah tidak melewati gusi
e)      Hanya puting susu yang menjadi dot
f)       Bayi menyusu pada puting
g)      Bibir mencucu atau monyong
h)       Bibir bawah terliipat ke dalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
Upaya memperbanyak ASI:
v  Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui 10-15 menit setiap payudara.
v  Pastikan bayi menyusui dalam posisi menmpel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
v  Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui
v  Tidurlah bersebelahan dengan bayi
v  Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar