PENYAKIT
YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN
2.1 CYTOMEGALO VIRUS (
CMV )
2.1.1 Pengertian
CMV adalah virus DNA yang merupakan anggota keluarga Herves Virus sehingga
menimbulkan kemampuan latensi. Virus ini merupakan penyebab infeksi perinatal
tersering. Bukti infeksi pada janin ditemukan 0,5 sampai 2 % dari semua neonatus.
Cytomegalovirus
atau lebih sering di sebut dengan CMV adalah infeksi oportiunistik yang berhubungan dengan HIV. Virus ini dibawa oleh
sekitar 50% populasi dan 90% penderita dengan HIV. Cytomegalovirus juga
merupakan anggota keluarga virus herpes yang biasa disebut herpes viridae. CMV sering disebut sebagai dapat berakibat fatal,
atau dapat juga hanya diam didalam tubuh penderita seumur hidupnya.
2.1.2 Epidemiologi
Human
Cytomegalovirus (HCMV/CMV) atau human herpes virus 5 ditularkan melalui kontak
intim dan atau berulang dengan pengidap virus, melalui transmisi vertikaldari
ibu ke janin, transfus produk darah dan transplantasi oragan atau sum-sum
tulang dan donor sero positif CMV. Virus dapat ditemukan dalam urine, sekresi
orofaring, sekresi serviks, vagina, semen, ASI, air mata, dan darah.
CMV
dapat menyebabkan infeksi primer atau rekuan sekunder dapat menyebabkan infeksi
kongenital. Infeksi CMV kongenital dapat terjadi pada bayi seorang ibu yang
imun terhadap CMV meskipun terdapat antibody dalam serum ibu. Disamping itu ibu
dapat melahirkan lebih dari seorang bayi dengan infeksi kongenital yang
disebabkan reaktivitas infeksi laten. Diduga infeksi CMV kongenital simptomatik
terjadi dalam trimester I atau II,
terutama bila mengakibatkan kerusakan susunan syaraf pusat.
Janin
dan bayi yang baru lahir dapat terinfeksi CMV karena tertular dari ibunya yang
baru terinfeksi pada saat hamil. Atau ia terinfeksi lagi (oleh CMV jenis yang
sama atau jenis lain) pada saat hamil.
Penularan
dari ibu kepada janin atau bayinya dapat terjadi pada saat:
a.
Bayi
masih dalam kandungan (infeksi prenatal) dimana virus ditularkan melalui darah,
plasenta, yang menyebabkan infeksi kongenital atau infeksi bawaan.
b.
Proses
melahirkan, dimana bayi kontak langsung dengan lendir vagina/ serviks sang ibu
yang mengandung CMV.
c.
Setelah
lahir, (infeksi postnatal)terutama kontak dengan ASI dan air liur.
Terjadinya
penularan dan tingkat keparahan infeksi pada janin dan bayi bervariasi,
tergantung tipe infeksi yang terjadi pada ibu. Jika ibu terinfeksi pertama kali
pada saat kehamilan (infeksi primer), maka kemungkinan janin tertular sekitar
20-40%, dan tampak pada janin lebih parah sekitar 10-15% janin yang terinfeksi
mengalami gejala klinis pada saat dilahirkan. Pada infeksi pada ibu terjadi
sebelum hamil. Terjadinya penularan pada bayi lebih kecilyaitu 0, 2- 2 ,2% dan
pada umumnya bayi jarang menunjukkan gejala klinis pada saat dilahirkan.
Frekuensi
infeksi intrauterin pada infeksi maternal primer jauh lebih tinggi daripada
infeksi maternal rekuren, yaitu 40% berbanding 1%. Demikian juga gejala
sekuelensinyajauh lebih sering pada bayi terinfeksi kongenital dari ibu dengan
infeksi primer sewaktu atau beberapa waktu sebelum kehamilannya kurang lebih 1%
(antara 0,4- 2,3%) bayi baru lahir terinfeksi CMV merupakan infeksi kongenital
yang paling sering terjadi p[ada manusia. Sebanyak 5%-10% bayi-bayi tersebut
akan menunjukkan gejala-gejala (sympomatik)npada masa bayi dan akan mengalami sekuele neorologik.
Sisanya
sebanyak 90%-95% bayi tidak menunjukkan gejala (asymptomatik) sewaktu
dilahirkan. Sebanyak 13- 24% bayi-bayi asymptomatik tersebut dapat mengalami
cacat bermakna dikemudian hari seperti tuli saraf dan gangguan perkembangan
sekitar 2-28% ibu hamil yang terinfeksi dapat menularkan CMV kepada bayinya
melalui lendir vagina/serviks pada saat proses persalinan. Rata-rata 50% bayi
yang terpapar CMV akan mengalami infeksi muncul pada usia bayi 4-6 minggu.
ASI
yang terinfeksi mengandung CMV dapat menjadi sumber penularan bagi bayi pada
saat penularan bagi bayi pada saat menyusui. Rata-rata 50-60% bayi yang
mengkonsumsi ASI mnegandung CMV akan terinfeksi. Tetapi karena CMV yang
terdapat pada ASI umumnya akibat reaktifitas virus (infeksi sekunder) maka
kebanyakan bayi yang tertular tidak sakit karena telah memiliki antibodi dari
ibunya. Tingkat antibodi maternal tidak mempengaruhi frekuensi dan onset
infeksi paad bayinya.
Virus ditularkan melalui
cara-cara berikut ini.
1. Secara Horizontal melalui
percikan ludah, air liur (saliva), dan urine.
2. Secara vertikal dari ibu ke
janin.
3. Sebagai Penyakit menular
seksual
2.1.3 Tanda dan Gejala
Pada
manusia sehat dengan kehamilan atau imunokompeten
penyakit infeksi CMV seringkali asymptomatik. Gejala yang kadang timbul
berupa gejala mirip mononukleus tanpa disertai faringitis, tonsillitis, atau
limfadenopati. Penularan secara vertikal pada infeksi primer ataupun sekunder
/rekuren belum dapat diprediksi. Janin dalam kandungan tidak akan dapat
terinfeksi baik pada infeksi primer maupun sekunder/rekuren. Pada infeksi CMV
kongenital sympomatikdiagnosisnya dapat diperlukan secara klinis manifestasi
klinisnya antara lain berupa retardasi pertumbuhan, intrauterin, kuning,
hepatosplenomegali, asites, petekie, atau pupura, pneumonitis, trombositopenia,
hepatitis, hiperbilirubinemia, dan anemia himolitik.
2.1.4 Diagnosa
Infeksi
CMV pada ibu hamil dapat memberikan
gejala asyptomatis atau gejala tidak khas dan mempunyai spectrum yang
luas sehingga memerlukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. Bila
pemeriksaan serologis menunjukkan hasil negatif ataupun positif maka perlu dilakukan
konseling untuk mencegah infeksi CMV baik primer maupun sekunder /rekuren. Pada
skrinning ibu hamil dengan pemeriksaan serologis digunakan kombinasi anti-CMV
igG dan igm pada ibu hamil kurang dari 12minggu. Pada ibu seronegatif dilakukan
pemeriksaan ulangan pada kehamilan 6-18 minggu. Pada ibu dengan serokonversi
atau anti-CMV positif dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Penentuan infeksi CMV
aktif daapt juga ditentukan oleh pemeriksaan antigenemiam, deteksi dan
pengukuran dengan pp65 pada leukositdara tepi hasil pemeriksaan antigenemia
mempunyai sensitivitas 60-70%.
1. Prenatal
Efek infeksi pada janin di
deteksi dengan USG, CT Scan atau MRI. Dapat dijumpai mikrosefalus,
ventrikulomegali atau kalsifikasi sereblum.
Amniosintesis dilakukan untuk
biakan virus atau kordosintesis untuk mendeteksi IgM dalam memastikan
kecurigaan kasus infeksi primer.
2. Maternal
Dengan mengisolasi virus dalam
biakan urine/sekresi atau uji serologi
2.1.5 Dampak Pada
Kehamilan
Tidak terdapat bukti bahwa
kehamilan meningkatkan risiko. Risiko penularan pada janin tertinggi dalam
trimester pertama dan kedua, sementara infeksi trimester ketiga biasanya tanpa
gejal sisa. Infeksi 10-20 % simtomatik sewaktu lahir, Contoh IUGR,
karioretinitis, mikrosefali, pengapuran otak, hepato plasmomegali dan
hidrosefalus. Infeksi 80-90 % asimptomatik sewaktu lahir, tetapi menunjukkan
keterbelakangan mental seperti gsngguan visual, kehilangan pendengaran yang
progresif dan perkembangan psikomotorik terlambat.
2.1.6 Pemeriksaan
Laboratorium
1. Anti CRV IgM dan IgG, IgG
aviditas
2. Pemeriksaan dilakukan pada
saat ibu merencanakan kehamilan, awal kehamilan, selanjutnya dipantau setiap
trimester sampai akhir kehamilan jika hasil pemeriksaan sebelumnya negatif.
2.1.7 Hasil dan Tindak
Lanjut
1. IgG (-): periksa ulang beberapa minggu kemudian,
jika hasil tetap IgG (-) berarti tidak terinfeksi dan lakukan langkah
pencegahan. Sementara itu jika IgG (+): lakukan pemeriksaan konfirmasi IgM dan
IgG aviditas. Jika IgM (+) dan IgG aviditas rendah berarti infeksi primer perlu
pemeriksaan lebih lanjut apakah janin terinfeksi atau tidak.
2. IgG (+): sudah pernah
terinfeksi dimasa lalu, karena itu sudah kebal terhadap CRV. Tidak diperlukan
pemeriksaan lanjut, kecuali pada kehamilan berikut untuk melihat jumlah titer
IgG, apakah masih mencukupi atau tidak.
2.1.8 Pencegahan
Kesehatan perlu dijaga dengan
baik pada situasi yang beresiko tinggi. Misalnya tersedia unit rawat intensif
neonatal, pusat rawat berobat jalan dan unit dialisis. Transfusi ibu dengan
darah positif CMV harus dihindari.
2.2 RUBELLA
2.2.1 Pengertian
Rubella (campak Jerman) adalah
infeksi virus yang menyebabkan infeksi kronik intrauterin, mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin. Rubella disebabkan oleh virus plemorfis
yang mengandung RNA. Virus ini ditularkan melalui droplet dari ibu hamil kepada
janin.
Infeksi
virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila
terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding
plasenta dan langsung menyerang janin. Rubella atau dikenal juga dengan nama campak jerman adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui
pernafasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya lebih cepat
sembuh dibandingkan orang dewasa.
2.2.2 Epidemiologi
Virus
ini menular melalui udara. Selain itu virus Rubella dapat ditularkan melalui
urine, kontak pernafasan, dan memiliki masa inkubasi 2-3 minggu. Penderita
dapat menularkan virus selamaseminggu sebelum dan sesudah timbulnya Rush (ruam) pada kulit. Rash Rubella
berwarna merah jambu, akan menghilang 2-3 hari, dan tidak selalu muncul dalam
setiap kasus infeksi. Sindroma kongenital terjadi pada 25% atau lebih pada bayi
yang lahir dari ibu yang menderita rubella pada trimester pertama. Jika ibu
menderita infeksi ini setelah kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, jarang
terjadi kelainan bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada
bayi baru lahir adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental,
kelainan jantung bawaan, dan kelainan lainnya.
Rubella
walaupun merupakan penyakit yang tidak berarti diluar kehamilan, jelas
menungkatkan angka kematian perinatal yang sering menyebabkan cacat bawaan pada
janin. Yang terakhir terutama dijumpai apabila infeksi terjadi dalam kehamilan
triwulan I (30-50%), lebih dini lebih besar kemungkinannya. Diagnosis pasti
dapat dibuat dengan isolasi virus, atau dengan ditemukannya titer antibodi
Rubella dalam serum. Pemeriksaan satu kali saja tidak memberikan kepastian
karena banyak orang dewasa sudah kebal terhadap Rubella. Apabila titer 1:10
atau lebih, maka ini dapat dianggap bahwa wanita sudah kebal. Apabila titer
mula-mula 1:8atau kurang, pada pemeriksaan10-14 hari berikutnya ditemukan titer
yang 4 kali lebih tinggi, maka kemungkinan viremia sangat besar, walaupun
gejala-gejala klinisnya tidak timbul.
Penyakit
ini disebabkan oleh virus Rubella, meskipun indikasi atau penyakitnya mirip
dengan campak, tapi penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda dengan
virus campak. Penyakit ini biasa menyerang sekali seumur hidup jika terkena pada
ibu-ibu hamil, virus rubella dapat menembus plasenta dan menyerang janin yang
sedang tumbuh sehingga menyebabkan janin yang dikandung akan cacat.
Infeksi
Rubella berbahaya bila terjadi pada ibu hamil muda, karena dapat menyebabkan
kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka
terjadi resiko kehamilan, maka terjadi resiko kelainan adalah 50%, sedangkan
jika infeksi terjadi pada trimester pertama maka resikonyamenjadi 25%
2.2.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala pada penyakit
Rubella adalah sebagai berikut.
1. Demam ringan, pusing, mata
merah
2. Sakit tenggorokan
3. Ruam kulit setelah demam
turun (warna merah jambu)
4. Kelenjar limfe membengkak
5. Persendian bengkak dan
nyeri pada beberapa kasus.
6. Fotofobia
7. Abortus spontan
8. Radang artritis atau
ensefalitis
9. Pada ibu hamil kadang tanpa
gejala
Gejala – gejala infeksi Rubella :
Pembengkakan pada kelenjar getah bening, demam di atas 38C, mata terasa nyeri,
muncul bintik – bintik merah di seluruh tubuh, kulit kering, sakit pada
persendian, sakit kepala, hilangnya nafsu makan.
2.2.4 Dampak pada
Kehamilan
1. Insidensi anomaly
congenital bulan pertama 50%, bulan kedua 25%, bulan ketiga 10% dan bulan
keempat 4%. Pemaparan pada bulan pertama: dapat menyebabkan malformasi jantung,
mata, telinga, atau otak. Pemaparan bulan keempat: infeksi sistemik, retardasi
pertumbuhan intrauterin.
2. Infeksi rubella kongenital
dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital yang terdiri dari hal-hal berikut
ini.
a. Pertumbuhan janin yang terhambat
(merupakan kondisi yang paling sering terjadi).
b. Katarak yang dapat terjadi pada
satu atau kedua mata. Katarak adalah pemutihan lensa mata sehingga
mengakibatkan kebutaan menetap. Kelainan ini disertai dengan bola mata yang
kecil.
c. Kelainan jantung bawaan
d. Hilang fungsi pendengaran
akibat proses infeksi yang terjadi pada saraf pendengaran.
e. Radang otak dan selaput
otak.
2.2.5 Pengobatan
Infeksi Rubella
Tidak ada obat spesifik untuk mengobati
infeksi virus rubella. Obat yang diberikan biasanya bersifat untuk meringankan
gejala yang timbul. Hanya saja pada anak-anak dan orang dewasa, gejala-gejala
yang timbul adalah sangat ringan. Bayi yang lahir dengan sindrom rubella
kongenital biasanya harus ditangani secara seksama. Semakin banyak kelainan
bawaan yang diderita akibat infeksi
kongenital, semakin besar pula pengaruhnya pada pertumbuhan dan perkembangan
anak. Biasanya infeksi rubella kongenital dipastikan dengan pemeriksaan
serologi segera setelah bayi lahir, yaitu dengan terdeteksinya IgM Rubella pada
darah bayi.
2.2.6 Pencegahan
Penularan Virus Rubella
Cara yang paling efektif untuk
mencegah penularan virus rubella adalah dengan pemberian imunisasi. Saat ini
imunisasi yang dapat diberikan untuk mencegah rubella adalah vaksin MMR (Measles,
Mumps, Rubella).
Pemberian imunisasi MMR pada
wanita usia reproduktif yang belum mempunyai antibodi terhadap virus rubella
amatlah penting untuk mencegah terjadinya infeksi rubella congenital pada
janin. Setelah pemberian imunisasi MMR, penundaan kehamilan harus dilakukan
selama 3 bulan.
2.2.7 Pemeriksaan
Laboratorium
1. Anti Rubella IgM dan IgG,
aviditas IgG bila perlu
2. Pemeriksaan penyaring
(skrinning) pada saat ibu merencanakan kehamilan, awal kehamilan (minggu 1-17),
wanita hamil yang dicurigai kontak dengan virus atau terdapat gejala klinis.
2.2.8 Hasil dan Tindak
Lanjut
1. IgG (+) sudah pernah
terinfeksi di masa lalu sehingga sudah kebal terhadap Rubella. Tidak diperlukan
pemeruksaan lanjut, sampai dengan kehamilan berikut.
2. IgG (-), IgM (-)/(+)
periksa ulang 1-4 minggu kemudian jika hasil tetap IgG (-), IgM(-) berarti
belum pernah terinfeksi, oleh karena itu hindari sumber infeksi dan vaksinasi
jika kehamilan belum terjadi. Sementara itu, jika IgG (+) dan IgM (+) berarti
infeksi baru terjadi pertama kali. Jika IgG(-) dan IgM(+) berarti IgM tidak
spesifik dan belum pernah terinfeksi. Oleh karena itu lakukan tindakan
preventif dan vaksinasi jika kehamilan belum terjadi.
Cytomegalovirus
atau lebih sering di sebut dengan CMV adalah infeksi oportiunistik yang berhubungan dengan HIV. Virus ini dibawa oleh
sekitar 50% populasi dan 90% penderita dengan HIV.
Human
Cytomegalovirus (HCMV/CMV) atau human herpes virus 5 ditularkan melalui kontak
intim dan atau berulang dengan pengidap virus, melalui transmisi vertikaldari
ibu ke janin, transfus produk darah dan transplantasi oragan atau sum-sum
tulang dan donor sero positif CMV. Virus dapat ditemukan dalam urine, sekresi
orofaring, sekresi serviks, vagina, semen, ASI, air mata, dan darah.
Pada
manusia sehat dengan kehamilan atau imunokompeten
penyakit infeksi CMV seringkali asymptomatik. Gejala yang kadang timbul
berupa gejala mirip mononukleus tanpa disertai faringitis, tonsillitis, atau
limfadenopati. Sedangkan,
Infeksi
virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila
terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding plasenta
dan langsung menyerang janin. Rubella atau dikenal juga dengan nama campak jerman adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui
pernafasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya lebih cepat
sembuh dibandingkan orang dewasa.
Gejala-gejala
infeksi Rubella : Pembengkakan pada kalenjar getah bening, demam diatas 380C,
mata terasa nyeri, muncul bintik-bintik merah diseluruh tubuh, kulit kering,
sakit pada persendian, sakit kepala, hilang nafsu makan.
3.2 saran
Kita
harus waspada dengan cmv dan rubella
karena gejala cmv dan rubella jarang diketahui oleh penderita. Begitu pula
keluhannya juga jarang disadari. Maka dari itu. Sebaik mungkin kita harus bisa
menjaga diri agar tidak terinfeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar