Fungsi Pemeriksaan K1-K4
Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di
Indonesia terkait dengan rendahnya kualitas berbagai program dalam upaya
penurunana AKI telah dilaksanakan oleh pemerintah seperti dalam program Safe Motherhood (SM) yang dikenal 4
pilar yaitu : keluarga berencana, persalinan bersih, penanganan masa nifas dan
antenatal care.
FUNGSI PEMERIKSAAN K1- K4
Tujuan Pelayanan Antenatal
1. Menjaga
agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan
bayi yang dilahirkan sehat.
2. Memantau
kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan
yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. Menurunkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
A. Jadwal kunjungan asuhan antenatal
Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan
antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan.
Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti,
minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali
kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu
hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya
memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya
penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu
kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui
pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan
dengan menggunakan berbagai metoda yang tersedia.
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan
asuhan antenatal, yaitu:
1.
Membangun
rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2.
Mengupayakan
terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3.
Memperoleh
informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4.
Mengidentifikasi
dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5.
Memberikan
pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
6.
Menghindarkan
gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu
hamil dan bayi yang dikandungnya.
Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
-
sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
-
28 – 36 minggu :
2 minggu sekali
-
di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang
memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.
KUNJUNGAN
/ PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE
1. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/
tidaknya faktor risiko kehamilan
5. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
Tujuan
kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil
yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester pertama kehamilan, dimana
usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu kali
Meliputi :
1. Identitas/biodata
2. Riwayat
kehamilan
3. Riwayat
kebidanan
4. Riwayat
kesehatan
5. Pemeriksaan
kehamilan
6. Pelayanan
kesehatan
7. Penyuluhan
dan konsultasi
serta mendapatkan
pelayanan 7T yaitu :
1. Timbang
berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur
Tekanan Darah
3. Skrinning
status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila
diperlukan
4. Ukur
tinggi fundus uteri
5. Pemberian
Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Test
Laboratorium (rutin dan Khusus)
7. Temu
wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan.
Atau yang terbaru 10T
yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan:
8. Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
9. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ)
10. Tata laksana kasus.
Cakupan K1 yang
rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian
mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
Tujuan k1 :
-
Menjalin
hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
-
mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah
yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu
-
Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
-
Memulai mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
-
mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi
dan mewaspadai.
-
Memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan
dengan ibu
-
Mengidentifikasi
faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan
sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
-
Memberi
kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya
kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu,
persalinan, kelahiran atau puerperium.
K1 ini mempunyai peranan penting dalam
program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator pemantauan yang
dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan
program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).
Tujuan
Kunjungan k2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan
mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1.
Tujuan k2 :
-
Menjalin
hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
-
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang
dapat mengancam jiwa
-
Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
-
Memulai mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya
-
Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi
dan mewaspadai.
-
Kewaspadaan
khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD
(tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.
-
Pengenalan
koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
-
Penapisan
pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan.
-
Mengulang
perencanaan persalinan.
Tujuan
Kunjungan k3 dan k4
K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil
yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu
ke-36) dua kali kunjungan.
akhir) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan k4
-
Sama
dengan kunjungan I dan II
-
Palpasi
abdomen
-
Mengenali
adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan kehahiran RS.
-
Memantapkan
persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan.
Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang
dianjurkan adalah :
a.
Pemeriksaan pertama kali
yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
b.
Periksa ulang 1 kali sebulan
sampai kehamilan 7 bulan
c.
Periksa ulang 2 kali sebulan
sampai kehamilan 9 bulan
d. Pemeriksaan
ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e. Periksa
khusus bila ada keluhan atau masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar