LANDASAN
TEORI
TUBEKTOMI
- Pengertian
·
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk
menghentikan fertilitas seorang perempuan
·
Sangat efektif dan permanent
·
Tindak pembedahan yang aman dan sederhana
·
Tidak ada efek samping
·
Konseling dan informed consent
- Jenis
·
Minilaparotomi
Metode ini merupakan
penyerdahanaan laparotomi terdahulu, hanya diperlukan sayatan kecil sekitar 3
cm baik pada perut bawah (suprapubik) maupun sub umbilical (pada lingkar perut
pusat). Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relative murah, dan
dapat dilakukan oleh dokter yang diberi latihan khusus. Operasi ini aman dan
efektif.
·
Laparoskopi
Prosedur ini memelukan tenaga
Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang telah dilatih secara khusus
agar pelaksanaannya aman dan efektif. Teknik ini dapat dilakukan pada 6-8
minggu pasca persalinan atau setelah atau abortus (tanpa komplikasi).
Laparoskopi sebaiknya digunakan pada jumlah klien yang cukup banyak karena
peralatan laparoskopi dan biaya pemeliharaannya cukup mahal.
- Mekanisme Kerja
Dengan mengoklusi tuba falopii
(mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat
bertemu dengan ovum.
- Manfaat
-
Kontrasepsi
·
Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama penggunaan)
·
Tidak mempengaruhi proses menyusui
·
Tidak bergantung pada factor senggama
·
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi
resiko kesehatan yang serius
·
Pembedahan sederhana
·
Tidak ada efek samping jangka panjang
·
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
-
Non Kontrasepsi
·
Berkurangnya risiko kanker ovarium
- Keterbatasan
·
Harus diperhitungkan sifat permanent metode ini
·
Klien dapat menyesal di kemudian hari
·
Resiko komplikasi kecil
·
Rasa sakit dalam jangka pendek setelah dilakukan
tindakan
·
Dilakukan oleh dokter yang terlatih
·
Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS
- Isu-isu Klien
·
Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap
waktu sebelum menjalankan prosedur ini
·
Informed consent
- Yang dapat menjalani tubektomi
·
Usia > 26 tahun
·
Paritas > 2
·
Yakin telah mempunyai besar keluarga sesuai
kehendaknya
·
Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko
kesehatan yang serius
·
Pasca persalinan
·
Pasca keguguran
·
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur
ini
- Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
·
Hamil atau dicurigai hamil
·
Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
·
Infeksi sistemik
·
Tidak boleh menjalani proses pembedahan
·
Kurang pasti mengenai keinginannya untuk
fertilitas di masa depan
·
Belum memberikan persetujuan tertulis
- Kapan Dilakukan
·
Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila
tidak hamil
·
Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi
(fase proliferasi)
·
Pascapersalinan
Ø Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 atau 12 minguu
Ø Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien persalinan
· Pasca keguguran
· Dilakukan saat bersamaan dengan section caesarea
- Instruksi kepada klien
· Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi
aktivitas normal secara bertahap
· Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman.
· Hindari mengangkat benda-benda berat dan kerja keras selama 1 minggu
· Kalau sakit miinumlah 1 atau 2 tablet analgesic setiap 4-6 jam
· Jadwalkanlah sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7-14 hari
setelah pembedahan
· Kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu
I.
Informasi umum
·
Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi
relative lazim dialami karena gas di bawah diafragma
·
Tubektomi efektif setelah operasi
·
Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa
·
Tubektomi tidak memberikan perlindungan terhadap
PMS
ASKEB TEORI
I. PENGKAJIAN
1.
Biodata
· Tubektomi
boleh dilakukan oleh wanita yang berusia lebih dari 26 tahun
· Tubektomi
boleh dilakukan oleh wanita yang telah memiliki jumlah paritas lebih dari 2
· Tubektomi
boleh dilakukan jika merasa telah memiliki besar keluarga yang cukup
A. Data Subyektif
2.
Keluhan Utama
·
Ibu ingin mengikuti kontrasepsi mantap yaitu
tubektomi
·
Ibu mengatakan telah memiliki berapa orang anak
3.
Riwayat Penyakit
–
Riwayat Penyakit Ibu
Ibu tidak pernah menderita
penyakit kronis (jantung, hypertensi, TBC) penyakit menular (HIV / AIDS,
hepatitis, TBC) penyakit menurun (asma, DM, hypertensi).
–
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis (jantung, hypertensi,
TBC) penyakit menular (HIV / AIDS, hepatitis, TBC) penyakit menurun (asma, DM,
hypertensi).
4.
Riwayat Obstetri
–
Riwayat Menstruasi
Biasanya ditanyakan tentang :
Anamnesa
haid memberikan kesan kepada kita tentang faal alat kandungan.haid teratur dan
siklus dipergunakan unutk memperhitungkan tanggal persalinan.
(Bag obstetri & ginekologi FK UNPAD,1983:54)
Menarche
adalah terjadinya haid yang pertama kali.menarche pada pubertas yaitu sekitar
12-16 tahun.
(Muchtar rustam 1998)
Siklus haid
pada setiap wanita tidak sama.siklus haid yang normal atau dianggap sebagai
siklus adalah 28 hari,tetapi siklus ini bisa maju dua atau tiga hair atau
mundur sampai tiga hari.
(PUSDINNAKES,1993:18)
HPHT :Hari
pertama haid terakhir untuk mengetahui haid terakhir ibu apakah ibu sedang
dalam keadaan hamil atau tidak
- Riwayat Kehamilan,Persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah
persalinan yang lalu berjalan dengan lancar,biasa atau tidak pernah mengganggu
keadaan umum ibu atau ibu pernah mengalami kelainan waktu persalinan
5.
Riwayat KB terakhir
Perlu ditanyakan KB apa yang
pernah dipakai oleh ibu meliputi jenis kontrasepsi, lama penggunaan, dan
keluhan selama menggunakan KB tersebut
6.
Riwayat Psikososial, Spiritual dan Kultural
Ketenangan dan keyakinan njiwa
penting sehingga bidan harus menanamkan kepercayaan pada ibu dan menenangkan
apa yang harus diketahuinya untuk menghilangkan kecemasan
7.
Pola Aktivitas Sehari-hari
Nutrisi
Hal ini penting dalam
mengetahui konsumsi makanan apa saja yangtelah dimakan oleh ibu menjelang
dilakukan tubektomi, biasanya ibu dipuasakan menjelang dilakukan tindakan
operatif. Tapi biasanya menjelang operasi pasien dipuasakan.
Eliminasi
Untuk mengetahui keadaan
kandung kemih ibu kosong atau tidak menjelang operasi. Biasanya terpasang
kateter tetap menjelang operasi.
Aktivitas
Sebelum tindakan operasi ibu
diperbolehkan melakukan kegiatan tetapi hanya sebatas berbaring di tempat tidur
Personal
Hygiene
Kebersihan merupakan salah
satu poko yang perlu diperhatikan dalam higieni menjelang operasi yaitu salah
satunya mencukur daerah pubis
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
a. Keadan umum :Baik
b. Kesadaran
:composmentis
Untuk
mengetahui bagaimana keadaan umum ibu,bila keadaan dalam keadaan baik agar
dipertahankan jangan sampai daya tahan yubuhnay turu sehingga dapat mempengaruhi
kehamilan.
(Ibrahim christhina,1993:90)
Pada sat ini
diperhatikan pula bagaiman sikap tibuh,keadan punngung dan cara berjalan.apakah
membungkuk,terdapat lordosis.kiposis atau berjalan pincang dan sebagainya.
(PUSDIKNAKES ,1993:69)
b.Tanda-tanda vital
1.tekanan darah
tekanan
darah normal dalah antara 90/60 mmhg hingga 140/90 mmhg dan tidak banyak
mengkat selama kehaimilan
tekanan
darah tinggi bila terjadi saklah satu hal berikut:
·
sistole
lebih dari 140 mmhg Atau naik 30 mmhg atau lebih selama kehamilan.
·
Diastole
lebih dari 90 mmhg atau naik 15 mmhg atau lebih selama kehamilan.
2.nadi
nadi yang
normal adalah sekitar adala 80x menit.bila nadi lebih dari 120x/mnt maka hal
ini menunjukkan adanya kelainan.
(DepKes RI 1994 :76)
3.pernafasan
pernafasan
normal adalah 16-24 x/mnt bila pernafasannya lebuh dari normal menandakan
adanya kelainan.
(DepKes RI 1994 :11)
4. suhu
pertanda sehat
suhu tubuh 37 c atau 98.6 F
pertanda
buruk suhu tubuh diatas 37,2 c atau 99 F menandakan demam tubuh ibu merasa
panas.
2.
Pemeriksaan Khusus
a.
Inspeksi
Rambut :
Bersih atau tidak,
rontok atau tidak.
Muka
: Pucat atau tidak, oedem atau tidak, adakah eloasma gravidarum.
Mata
: Konjungtiva anemis atau tidak, sklena ikterus atau tidak.
Mulut
: Sianosis atau tidak, adakah stomatitis.
Gigi
: Caries atai tidak, gusi epulis atau tidak.
Leher
: Apakah terlihat pembesaran limfe dan thyroid.
Mammae
: Adakah hyperpigmentasi pada aneola mammae, apakah putting susu menonjol,
bersih atau tidak.
Abdomen
: adakah luka bekas operasi atau tidak
Genetalia
: Oedem atau
tidak, varices atau tidak, bersih atau tidak, adakah pengeluaran pervaginam.
Ekstrimitas
atas : Oedem atau tidak,
varices atau tidak.
Ekstrimitas
bawah : Oedem atau tidak, varices atau tidak.
b.
Palpasi
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid dan bendungan vena jugularis.
Mammae
: Tidak ada benjolan abnormal.
Axilla
:tidak ada pembesaran limfe
c.
Auskultasi
Untuk mengetahui keadaan
bising usus
d.
Perkusi
Reflek patalle positif atau
negatif
Normal (positif) jika tungkai
bawah bergerak sedikit ketika diketuk yang bisa dijadikan indikasi kekurangan B1.
3.
Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan Penunjang
PP test untuk mengetahui
apakah ibu hamil atau tidak
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa :
Akseptor baru KB tubektomi
Ds
: ibu ingin mengikuti kontrasepsi mantap (tubektomi)
Ibu mengatakan telah memiliki berapa orang anak
Do
: k/u baik
Kesadaran composmentis
TTV : TD : normalnya 90/60 – 140/90 mmHg
N :
normalnya + 80 x/menit
S : normalnya 36,5 – 37,5 C
R : normalnya 16-24 x/menit
Masalah
: ibu merasa cemas menghadapi operasi
Kebutuhan : memberi dukungan
kepada ibu
III.
IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V.
INTERVENSI
1. Konseling tentang tubektomi yaitu tentang manfaat, keterbatasan ,waktu
melakukan tubektomi, yang dapat atau tidak dapat menjalani tubektomi
R : agar ibu mengerti benar tentang tubektomi dan meyakinkan pilihannya
2. Berikan
informed consent
R: sebagai tanda persetujuan agar tidak memberatkan bidan
3. Tanyakan kembali
pada ibu apakah sudah mantap memilih metode kontrasepsi tubektomi
R : untuk melakukan tindakan selanjutnya
4. Siapkan
ibu menjelang tindakan operatif
R : untuk menjaga keadaan ibu tetap baik
5. Berikan
HE pada ibu
R : agar ibu tidak merasa nyeri dan tindakan operatif berguna maksimal
VI.
IMPLEMENTASI
Setelah menyusun rencana tindakan langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
rencana yang disusun berdasarkan pada diagnosa dan masalah atau penyuluhan dan
harus disesuaikan dengan kondisi klien
VII.
EVALUASI
Hal ini merupakan langkah terakhir dalam management kebidanan yang
merupakan acuan dari keberhasilan rencana asuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar