BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Posyandu
adalah pusat pelayanan kesehatan keluarga dan KB yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis daripetugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS. Sementara Polindesadalah Suatu tempat
yang didirikan oleh masyarakat alas dasar musyawarahsebagai kelengkapan dari
pembangunan kesehatan, musyawarah desa, untukmemberikan pelayanan K1A dan KB.
Dan KB-KIA, donor darah berjalan danambulan desa yang akan dibahas di handout
ini.Donor darah
berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen Kesehatan
dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan Ibu. Melalui program pemberdayaan
perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunanAKl.
Donor darah
berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja
mobil ambulance dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta
terkait sediaan darah lewat program yang mereka buat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan dimulainya penempelan stiker perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas dapai dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan dimulainya penempelan stiker perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas dapai dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.
1.2 Tujuan
Ø UntukmemahamiPengembangan
Wahana/Forum Psm Berperan DalamBerbagai Kegiatan Donor Darah Berjalan
Ø UntukmemahamiPengembangan
Wahana/Forum Psm BerperanDalam Berbagai KegiatanAmbulan Desa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Wahana/Forum Psm Berperan DalamBerbagai
Kegiatan Donor DarahBerjalan
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi
yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan
Ibu. Melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam
upaya mempercepat penurunan AKl. Donor darah berjalan adalah para donor aktif
yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja mobil ambulance dilapangan yang
mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan darah lewat program
yang mereka buat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan
Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan dimulainya penempelan stiker
perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan
pencanangan ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli
stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon pendonor darah.
Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas dapai
dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan
tersebut berjalan dengan aman dan selamat.
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin
meningkat yaitu mencapai 3 juta kantong per tahun. Sementara PMI setiap
tahunnya hanya dapat mengumpulkan sekitar 1.2 juta kantong. Masih kurangnya
jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan masih minimnya geliat
masyarakat untuk mendonorkan darah mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan
penggalangan Donor Darah Sukarela (DDS).
Dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan
kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah
secara teratur secara tidak langsung pendonor telah melakukan pemeriksaan
kesehatan secara teratur pula. Karena sebelum mendonorkan darah terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan kesehatan secara lengkap.
Darah yang disumbangkan dapat expired (kedaluwarsa)
bila tidak terpakai. Sel-sel darah merah harus digunakan dalam 42 hari. Platelet
harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma dapat dibekukan dan digunakan dalam
jangka waktu 1 tahun. Selain itu, donor darah akan membantu menurunkan risiko
terkena serangan jantung dan masalah jantung lainnya. Penelitian menunjukkan,
mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Walau masih
perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat besi diduga berperan
menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat
(LDL) membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan kekentalan darah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Sistem produksi sel - sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan kekentalan darah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Sistem produksi sel - sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.
Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan
metabolisme tubuh yang berjalan baik, membuat berbagai penyakit dapat
dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor maka volume darah akan kembali
normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu.
Adapun donor darah dapat dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu :
1)
Fasilitasi warga
untuk menyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.
2)
Jika warga belum
mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan golongan darah
bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.
3)
Hubungi pihak
Puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah. Jika Puskesmas tidak
mempunyai layanan pemeriksaan darah, maka mintalah Puskesmas melakukan rujukan.
Jika diperlukan hubungi unit tranfusi darah PMI terdekat.
4)
Buatlah daftar
golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga yang
mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat
mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan
darah sama dengan ibu hamil.
5)
Usahakan semua
ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan
darahnya.
6)
Buatlah
kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam,
sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan tranfusi.
7)
Buat kesepakatan
dengan Unit Tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia menjadi
pendonor darah diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama tranfusi bagi
ibu bersalin yang membutuhkannya.
8)
Kader berperan
memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang
membutuhkan darah.
2.2 Pengembangan Wahana/Forum Psm BerperanDalam Berbagai
KegiatanAmbulan Desa
1.
Pengertian
a.
Ambulan desa
adalah salah satu bentuk semangat gotong royong dan saling peduli sesama warga
desa dalam sistem rujukan dari desa ke unit rujukan kesehatan yang berbentuk
alat transportasi.
b.
Ambulan desa
adalah suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk mengantarkan warga
yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat pelayanan kesehatan.
2.
Tujuan
a.
Tujuanumum.
Mempercepat penurunan AKI karena hamil, nifas dan melahirkan.
Mempercepat penurunan AKI karena hamil, nifas dan melahirkan.
b.
Tujuan khusus.
Mempercepat pelayanan kegawat daruratan masa1ah
kesehatan, bencana serta kesiapsiagaan mengatasi masalah kesehatan yang terjadi
atau mungkin terjadi.
3.
Sasaran
Pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perubahan
prilaku individu dan keluarga yang dapat menciptakan iklim yang kondusif
terhadap perubahan prilaku tersebut. Semua individu dan keluarga yang tanggap
dan peduli terhadap permasalahan kesehatan dalam hal ini kesiapsiagaan memenuhi
sarana transportasi sebagai ambulan desa.
4.
Kriteria
a.
Kendaraan yang
bermesin yang sesuai standart (mobil sehat).
b.
Mobil pribadi,
perusahaan, pemerintah pengusaha.
c.
ONLINE (siap
pakai)
5.
Indikator Proses Pembentukan Ambulan Desa
a.
Ada forum
kesehatan desa yang aktif.
b.
Gerakan bersama
atau gotong royong oleh masyarakat dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan. bencana serta kegawat daruratan kesehatan dengan pengendalian faktor
resikonya.
c.
UKBM
berkualitas.
d.
Pengamatan dan
pemantauan masalah kesehatan.
e.
Penurunan kasus
masalah kesehatan, bencana atau kegawat daruratan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ambulandesaadalahsalahsatubentuksemangatgotongroyongdansalingpedulisesamawargadesadalamsistemrujukandaridesake
unit rujukankesehatan yang berbentukalattransportasi
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang
kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja mobil ambulance dilapangan yang
mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan darah lewat program
yang mereka buat.
3.2 SARAN
Diharapkanmakalahinidapatmenambahpengetahuanmahasiswadalampengembanganwahana
forum PSM yang berperandalankegiatan donor darahberjalandanambulandesa yang
terbentuk di
masyarakat.Dalampenulisanmakalahini,penulismasihjauhdarikesempurnaan .Untukitu
kami sangatmengharapkankritikandan saran yang membangun demi kesempurnaanpenulisankedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar